kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Enam nilai kebaikan


Senin, 15 Oktober 2018 / 16:23 WIB
Enam nilai kebaikan
ILUSTRASI. Dwi Wahyu Daryoto


Reporter: Harian Kontan | Editor: Mesti Sinaga

Melihat kepemimpinan yang baik dari seorang pemimpin bukan dari seberapa banyak perubahan yang dia lakukan di perusahaan dalam waktu singkat. Tapi, bagaimana si pemimpin mampu memberikan contoh tentang nilai-nilai yang dianut perusahaan, agar bisa maju bersama dengan para pekerjanya.

Dengan prinsip tersebut, setelah saya ditunjuk menjadi orang nomor satu di Jakarta Propertindo, saya tak harus melakukan perubahan besar-besaran terhadap apa yang telah dilakukan pendahulu saya.

Saya ingin karyawan yang saya pimpin memiliki figur yang bisa dicontoh saat bekerja, sehingga mereka bisa memahami nilai-nilai yang dianut perusahaan juga dijalankan oleh pemimpinnya.

Ada enam nilai kebaikan yang harus saya contohkan kepada seluruh karyawan Jakpro. Pertama, jujur. Ini merupakan prinsip dasar dalam bekerja, apapun pekerjaannya dan dimanapun tempatnya kejujuran harus menjadi pondasinya. Dengan jujur, otomatis bakal ada kepercayaan dari pihak lain.

Kedua, aksi. Selain soal perencanaan, pemimpin harus membawa karyawannya untuk beraksi mengimplementasikan rencana yang sudah disusun perusahaan. Sebaik apapun perencanaan, bila tak dieksekusi lewat aksi, tak akan bisa menghasilkan apapun bagi perusahaan.

Ketiga, kompeten. Seorang pemimpin adalah orang yang berkompeten atas pekerjaan yang sedang dia kerjakan. Menurut saya, kompetensi seorang pemimpin ditunjukkan dengan cara belajar dan mencari tahu atas hal yang tidak dia ketahui.

Dengan menjadi kompeten pada sebuah pekerjaan, berarti pemimpin telah menggiring pekerjanya juga untuk menjadi orang yang kompeten dalam pekerjaan mereka.

Keempat, profesional. Di perusahaan apapun nilai-nilai profesionalitas pasti akan selalu dijunjung tinggi. Makanya, pemimpin harus memberi contoh bagaimana menjadi seorang profesional dalam pekerjaannya.

Kelima, respek. Seorang pemimpin bukan hanya dilihat dari hasil pekerjaannya, tapi juga dari cara menghargai bawahan mereka. Saling menghargai dan keharmonisan hubungan dalam perusahaan, bisa diraih bila pemimpinnya mengedepankan rasa respek yang tinggi kepada para pekerjanya.

Upaya saling menghargai ini tak harus terlihat formal. Kedekatan pemimpin dengan pekerjanya lewat komunikasi personal menjadi nilai yang harus selalu dipelihara pemimpin tersebut.

Keenam, terbuka. Prinsip keterbukaan di sini maksudnya adalah transparansi dan tak ada yang ditutup-tutupi di perusahaan. Pemimpin harus terbuka kepada karyawan, begitu pun sebaliknya.

Prinsip keterbukaan ini saya coba mulai di Jakpro dengan memberi contoh konkret. Saya merenovasi beberapa ruangan di perusahaan, terutama ruang direksi yang akan dibuat dengan pembatas kaca. Tujuannya, agar seluruh karyawan bisa melihat aktivitas direksi.

Selain itu, saya juga mengubah desain ruang karyawan agar terlihat lebih nyaman sehingga mereka bisa lebih produktif dalam bekerja.

Saya berkeyakinan bila seluruh nilai kebaikan ini dilaksanakan, oleh manajemen dan karyawan, maka perusahaan akan tumbuh menjadi perusahaan yang unggul dan memiliki daya saing tinggi.

Predikat sebagai perusahaan unggul dan berdaya saing harus bisa dimiliki Jakpro ke depan. Hal ini penting karena sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, Jakpro ingin Jakarta menjadi lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×