kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi melambat, Adhi karya bantah banting harga


Jumat, 28 Agustus 2015 / 21:08 WIB
Ekonomi melambat, Adhi karya bantah banting harga


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Adhi Karya (Persero) Tbk membantah pihaknya telah ikut dalam pusaran persaingan tidak sehat dengan melakukan banting harga selama masa perlambatan ekonomi. 

Meski tak dimungkiri pengaruh lesunya ekonomi sangat berdampak pada sektor konstruksi, dan properti, namun hal itu tak lantas membuat Adhi Karya melakukan praktik-praktik yang hanya akan membuat perolehan pendapatan anjlok.

"Kami tidak melakukan itu. Ada memang beberapa kontraktor lainnya seperti potong harga sekian persen. Kami justru memberikan bonus buat para pengembang," tutur Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk., Kiswodarman, kepada Kompas.com, Jumat (28/8).

Karena itu, Kiswodarman menambahkan, PT Adhi Persada Gedung atau APG (anak usaha perseroan di bidang konstruksi) selalu melakukan seleksi calon klien atau pengembang yang akan menggunakan jasa mereka. Jika secara performa finansial dan rekam jejaknya meragukan, tak segan APG menolaknya.

"Untuk saat ini, kami lebih selektif memilih klien pengembang. Yang kami utamakan adalah pengembang dengan rekam jejak bagus, konstruksi finansial bagus, dan juga tak pernah lambat melakukan pembayaran kontrak," tutur Kiswodarman.

APG saat ini tercatat tengah mengerjakan pengembangan beberapa gedung komersial. Dua di antaranya adalah Telkom Landmark Tower di Jl Gatot Subroto, dan Cengkareng Business City.  

Sebelumnya, Chairman Agung Podomoro Group, Trihatma Kusuma Haliman menengarai banyak pelaku jasa konstruksi menerapkan praktik banting harga demi kelangsungan bisnisnya. Pelaku jasa konstruksi tersebut tak hanya berasal dari dalam negeri, melainkan juga mancanegara.

"Alasan mereka banting harga mudah dipahami karena sekarang sedang krisis. Situasi ekonomi melambat, Rupiah anjlok. Daripada vakum, lebih baik banting harga tapi bisa survive (bertahan)," ujar Trihatma, Rabu (26/8). 

Meski tak menyebut nama secara spesifik, Trihatma memastikan kontraktor yang melakukan praktik banting harga antara lain yang berasal dari Korea Selatan, dan Jepang. Selain kontraktor, industri besar yang memproduksi material bangunan juga melakukan hal serupa.

"Produsen semen, besi beton, bata, keramik, juga sudah menurunkan harga," tandas Trihatma. (Hilda B Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×