kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jangan mau ketinggalan


Senin, 28 Januari 2019 / 15:25 WIB
Jangan mau ketinggalan


Reporter: Harian Kontan | Editor: Mesti Sinaga

KONTAN.CO.ID - Saya tipe orang praktis. Tidak ada filosofi khusus dalam menjalankan bisnis. Mana yang baik dan memberikan manfaat banyak bagi bisnis atau perusahaan, itu yang diterapkan.

Namun kisah sejumlah tokoh atau pebisnis acap menjadi inspirasi saya. Begitu juga dengan perjalanan sukses ekonomi suatu negara atau tokoh bisnis terpandang menjadi  sarana pembelajaran bagi saya.

Sosok dan tokoh seperti Li Ka Shing, Jack Ma, dan Warren Buffett  termasuk yang saya kagumi. Biografi mereka sudah saya lahap semua.

Kebetulan saya suka membaca buku sejarah dan biografi tokoh ternama. Kisah dan perjuangan hidup mereka termasuk yang menjadi acuan bagi saya ketika memulai dan merintis karier.

Saya memulai karier di dunia bisnis ini berangkat dari marketing hingga akhirnya dipercaya untuk menjadi presiden direktur. Saya merasakan betul bagaimana membangun kinerja, kepercayaan, integritas dan profesionalisme diri.

Satu hal yang menjadi penyemangat bagi saya ialah spirit untuk pantang menyerah dan jangan cepat puas kalau sudah sukses. Ibarat kata, kalau orang lain sudah berlari, kita jangan hanya masih berjalan. Tiap hari terus lakukan improve agar dapat bersaing. Jangan mau ketinggalan dari yang lain.

Perusahaan pun begitu. Kita harus terus berinovasi. Terus menerus waspada dan pikirkan apa saja ancaman yang kiranya bakal ada di masa mendatang.

Bagaimana pula persiapan kita menghadapinya. Dengan begitu, barulah pada akhirnya sukses menghampiri kita.

Salah satu motto yang saya senangi dalam bekerja ialah, if you only do what you can do, you will never be better than anyone.

Motto tersebut saya nilai dapat memotivasi karyawan agar dapat terus melakukan inovasi dan tak cepat puas. Sebab kita jangan hanya melakukan tugas yang dilakukan hari ini.

Lakukanlah improvement, tentukan limit dari diri kita sendiri.Sebisa mungkin bagaimana untuk selalu berjalan ke depan, menghindari comfort zone atau zona nyaman. Soal tersebut selalu saya jadikan penyemangat bagi tim kami di Mark Dynamics.

Sebagai sebuah tim, semua tindakan individu turut mempengaruhi perkembangan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, sebagai pemimpin kita juga tidak boleh mengabaikan ide atau gagasan dari para karyawan.

Oleh karena, saat meeting saya upayakan selalu berbagi ide, serta mau mendengarkan ide-ide atau kritik. Jika ada ketidaksukaan, ya, dibuka saja dan diungkapkan.

Ide-ide tersebut ditampung, kemudian dirumuskan dan ditimbang mana yang baik untuk kepentingan bersama. Agar semuanya mendapatkan solusi yang sama-sama menguntungkan.

Sulit dihindari pula dalam proses tersebut bisa saja memicu konflik di tubuh manajemen atau perusahaan. Di sinilah pemimpin harus bijak dalam bersikap dan menyikapinya. Biasakan melakukan crosscheck terhadap isu atau wacana yang tengah berkembang, sebelum mengambil keputusan.

Selain itu, menurut saya, sebagai pemimpin perusahaan kita juga harus mengikuti perkembangan zaman. Terkait dengan teknologi, misalnya, bagaimana menyikapi dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi digital seperti saat ini, untuk selanjutnya menerapkannya.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×