kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kekuatan komunikasi


Rabu, 05 Desember 2018 / 06:00 WIB
Kekuatan komunikasi


Reporter: Harian Kontan | Editor: Mesti Sinaga

Ketika saya dipercaya memimpin sebuah organisasi, filosofi yang tak pernah saya tinggalkan ialah mempertahankan komunikasi. Saya tidak ingin menjadi pemimpin yang hanya bisa memberi perintah, karena tidak efektif, tidak optimal bagi kinerja tim.

Saya berupaya memberikan waktu untuk menjelaskan tentang kenapa sesuatu harus dilakukan. Saya menjelaskan tujuan dan latar belakangnya.  Cara ini harus dilakukan untuk memperjelas fokus bisnis serta mengetahui sejauh mana pemahaman anak buah serta mental mereka.

Hal yang saya lakukan adalah mempersiapkan road show untuk menyegarkan kembali visi, nilai, dan fokus bisnis perusahaan ini kepada seluruh karyawan.

Nilai-nilai perusahaan mesti dimengerti dan dijalankan, tak sekadar dihapal. Integrity, Collaboration, Accountability, Service, dan Excellence harus dijalankan dalam tugas sehari-hari.

Untuk menyampaikan ini semua, saya mengutamakan komunikasi. Proses komunikasi juga dilakukan dua arah, supaya pemimpin mendapatkan respons yang bagus pula.

Proses dan pelaksanaan komunikasi ini penting sekali agar tidak ada sifat egois departemen dalam tubuh perusahaan.

Pentingnya komunikasi inilah yang membuat saya juga memegang teguh open door policy. Sistem ini saya rasa paling efektif dalam kepemimpinan.

Dalam prakteknya, pelaksanaannya benar-benar terbuka secara fisik serta memberikan kesan yang sama dalam tiap pertemuan. Dialog tetap harus dilakukan, tidak hanya dengan dewan direksi, melainkan juga sampai ke tingkatan yang bawah sekalipun.

Selain soal komunikasi, hal lain yang terus saya tekankan adalah soal kerjasama tim alias teamwork. Bagi saya sebuah tim dalam perusahaan harus bisa saling melengkapi dan menciptakan atmosfer kerja yang menyenangkan.

Atas dasar saling melengkapi ini, saya ingin agar tidak ada anggota dari tim ini yang menonjol sendirian atau tenggelam sendirian. Semua harus bergerak seperti sebuah sistem.

Bagi saya, etos kerja dalam sebuah tim bisa dinilai dari pencapaian dan cara mereka mencapainya. Pemimpin harus bisa memastikan tim yang ada di bawahnya ini solid dan memberikan 100% tenaga dan pemikirannya bagi perusahaan.

Sebagai seorang pimpinan yang merintis karier dari bawah hingga ke puncak, saya merasa bahwa setiap proses keberhasilan yang diraih perusahaan pasti ada peran dari tim kerja yang hebat dan solid. Pemikiran ini yang terus saya jaga dan bawa ke mana pun saya memimpin.

Sebagai pemimpin, saya memang menyukai kebebasan. Makanya, saya juga menerapkan kebebasan untuk berekspresi kepada para karyawan. Tetapi, kebebasan ini tetap harus sesuai dengan tujuan perusahaan.

Dengan memberikan kebebasan biasanya inovasi dan kreativitas dari segi ide akan muncul dengan cepat. Inilah sebenarnya yang diinginkan pemimpin dari kebijakan memberikan kebebasan berekspresi.

Korelasinya adalah ketika setiap karyawan diberikan kebebasan untuk mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya tanpa batasan. Hal ini membuat karyawan merasa punya peluang untuk mengaktualisasi diri mereka.

Dari sini, pemimpin harus pintar-pintar melihat potensi-potensi besar yang dimiliki karyawan. Potensi tersebut mungkin saja tidak akan keluar apabila karyawan merasa hanya bekerja sesuai dengan perintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×