Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Tri Adi
Mengawali tahun 2019, Ridzki Kramadibrata diangkat menjadi pucuk pimpinan tertinggi Grab Indonesia. Sebelumnya, Grab Indonesia hanya dipimpin oleh seorang managing director. Kepada jurnalis KONTAN Putri Werdiningsih, Ridzki membeberkan latar belakang penunjukan dirinya sebagai Presiden Grab Indonesia dan apa saja rencana kerjanya ke depan.
Saya bergabung di Grab sekitar Januari 2016 sebagai managing director. Kemudian baru pada Januari 2019, saya menjabat sebagai Presiden Grab Indonesia.
Presiden Grab Indonesia adalah posisi baru. Jabatan ini ada karena kini layanan Grab semakin luas. Dulu ketika awal saya bergabung, Grab hanya dikenal sebagai perusahaan teknologi transportasi. Sekarang, kami sudah menjadi everyday super app yang dilengkapi aneka layanan, seperti pesan antar makanan, video, permainan, hingga konektivitas dengan berbagai moda transportasi lain.
Sejak ditunjuk sebagai Presiden Grab Indonesia, pertama kali yang saya lakukan adalah sinergi di organisasi. Kami memastikan bahwa bisnis yang beragam tetap mengerucut pada kepentingan konsumen Grab. Kami harus menyakinkan orang agar melihat kami sebagai satu kesatuan.
Kemudian setelah itu, saya mulai melakukan program bekerja sama dengan pemerintah dan juga meningkatkan peran sebagai technology leader. Baru-baru ini, kami merilis program Thinkubator untuk mencari start-up asal Indonesia yang potensial. Kami bekerja sama dengan Kemenko Maritim, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Kantor Staf Presiden (KSP).
Persiapan program ini dilakukan sekitar 2 bulan. Thinkubator dirilis Maret 2019. Rencananya peserta yang lolos akan dibawa ke Asia Tenggara kemudian dilanjutkan dengan Grand Final, lalu kembali di Indonesia.
Beberapa dari mereka ini akan kami lihat lagi untuk dimasukkan dalam program Grab Venture Velocity. Ini adalah program Grab Regional untuk pendanaan start-up. Kami Grab Indonesia punya alokasi pendanaan sendiri.
Tak hanya transportasi
Dalam pengembangan Grab Indonesia, kami ingin meluncurkan layanan yang benar-benar bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Melalui program yang relevan bagi masyarakat ini, kami berharap pengguna Grab semakin loyal. Mereka akan merasakan nilai dari menggunakan aplikasi Grab.
Sudah jelas bagi Grab, selama ini yang terkuat adalah layanan teknologi transportasi. Ini menjadi pondasi untuk layanan Grab yang lain. Misalnya, kerjasama pembayaran dengan OVO, kami bisa melakukan pesan antar makanan. Kerjasama dengan Tokopedia, kami melakukan pengiriman logistik. Kami juga bekerja sama dengan Happy Fresh untuk layanan belanja kebutuhan bahan makanan.
Sekarang, Grab mulai keluar dari kekuatan utama di transportasi. Di antaranya, dengan merilis video bekerja sama dengan HOOQ. Ketika konsumen memesan, kami juga perlu membina kedekatan dengan mereka. Ambil contoh, saat melakukan perjalanan di Grabcar, konsumen bisa menunggu dengan menonton video.
Layanan semacam ini akan kami kembangkan lagi. Tahun ini, kami akan merilis layanan pemesanan jasa perjalanan dan kesehatan. Ini sudah tidak berhubungan langsung dengan transportasi, tetapi konektivitasnya masih tetap dibutuhkan.
Setelah memesan tiket perjalanan, konsumen juga butuh transportasi saat tiba di tempat tujuan. Kemudian pengiriman obat tentunya juga bisa menggunakan transportasi dari Grab. Semakin ke sini, akan ada lebih banyak lagi layanan yang mungkin tidak akan berhubungan langsung dengan transportasi.
Indonesia selalu menjadi bagian yang penting bagi Grab. Manajemen di Indonesia berisi orang-orang Indonesia yang profesional. Saat ini, kami telah hadir di 222 kota di Indonesia.
Mitra jadi wirausahawan
Mitra pengemudi sangat penting. Kami tidak pernah melihat mereka sebagai pengemudi, tetapi wirausahawan. Mereka memiliki fleksibilitas waktu, fleksibel memilih pekerjaan, bisa mengemudi di kami, tetapi juga bisa berdagang.
Bagi kami, yang penting itu produktivitas mitra pengemudi. Teknologi dan proses benar-benar kami jaga supaya mereka produktif. Salah satunya dengan teknologi. Ketika mereka berangkat dari rumah ke tempat kerjanya, sebisa mungkin kami mengarahkan order searah dengan tujuan mereka. Kalau tidak penuh, setidaknya separuh perjalanannya juga bisa terisi.
Kami juga fokus membangun kedekatan dengan mitra pengemudi. Dalam satu semester, tidak kurang dari 5.000 pertemuan selalu kami gelar dengan sejumlah komunitas. Tim kami melakukan kunjungan untuk mendapat masukan apa yang perlu diperbaiki, ditabulasi, kemudian dijadikan prioritas untuk segera diproses. Hasil pertemuan tersebut juga selalu disampaikan progresnya: apa yang telah dilakukan dan yang tidak dilakukan.
Selain itu, kami juga fokus terhadap keselamatan dan keamanan. Di Grab, ada yang disebut emergency button. Khusus untuk Grabcar kami telah memasang kamera dalam mobil. Ini dilakukan bertahap. Sekarang sudah 1.500 mobil yang sudah dipasang alat itu. Kami targetkan ribuan mobil bisa terpasang di tahun 2019.
Meski banyak program peningkatan produktivitas, tetapi kami benar-benar tegas terhadap tindak kecurangan. Ini tidak menguntungkan bagi konsumen, dan juga pengemudi yang bekerja baik. Sejauh ini, pengemudi kami juga cukup senang karena tingkat kecurangan di Grab rendah.
Ingin mewujudkan impian ke Machu Picchu
Bagi Ridzki Kramadibrata, bisa punya waktu luang untuk menikmati hobi atau berlibur dengan keluarga adalah sesuatu yang luar biasa. Rutinitas pekerjaan yang menyita waktu membuat Presiden Grab Indonesia ini kerap gagal mewujudkan rencana liburannya. Kemarin liburan keluarga nyaris gagal. Ini menantang banget, ujarnya.
Bali dan Jogja menjadi destinasi lokal yang paling disukai ayah dua anak ini. Sementara kalau di luar negeri, Amerika Serikat dan Polandia adalah tujuan favoritnya. Ridzki menyukai berlibur di negeri Paman Sam lantaran di situ dia bisa mengajari anak-anaknya melihat bagaimana dunia masa depan. Sementara Polandia terkenal akan kesederhanaan dan budayanya yang berbeda. Meski senang ke Amerika Serikat, tetapi Polandia tetap menjadi favoritnya.
Rupanya mantan direksi Air Asia ini masih memiliki cita-cita terpendam untuk pergi berliur ke Peru. Ia ingin melihat Machu Picchu, lokasi peninggalan suku Inca yang berada di dataran tinggi Andes. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) telah memasukkannya menjadi salah satu keajaiban dunia. Mudah-mudahan ada waktu luang, karena cukup jauh dan butuh waktu panjang untuk bisa ke sana, harap Ridzki.
Tak hanya sulit mencari waktu untuk berlibur, terkadang untuk menonton konser musik pun, Ridzki kerap berhalangan. Walaupun sudah membeli tiket, saat hari-H, biasanya ada saja urusan penting lain yang harus diselesaikannya. Kemarin saya ada tiket John Mayer, tapi akhirnya saya kasih ke tim juga, ujarnya terkekeh.
Di luar kegemarannya berjalan-jalan bersama keluarga, Ridzki juga sangat menyukai musik jazz. Bukan sekadar mendengar, dulu dia bahkan sempat memiliki band jazz sendiri di mana dia menjadi pemain keyboard. Sayangnya, sekarang band jazz itu telah bubar. Dulu, bersama teman-temannya, ia rutin mengisi acara di kelab Jazz milik Peter F. Gontha di kawasan Kebayoran Baru. Sekarang paling banter, ia hanya bermain keyboard di rumah atau di kantor.
Musisi jazz idola Ridzki adalah Joy Alexander. Di mata Ridzki, meski pun masih berusia muda, tetapi Joy yang berasal dari Bali itu sanggup membuktikan pada dunia internasional bahwa orang Indonesia bisa unjuk gigi. Musiknya bagus sekali, saya pernah nonton kira-kira 1,5 tahun lalu, tutupnya.♦
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News