kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjunjung tinggi kejujuran


Selasa, 02 April 2019 / 11:07 WIB
Menjunjung tinggi kejujuran


Reporter: Harian Kontan | Editor: Tri Adi

Saya besar di Surabaya, bukan berasal dari keluarga berada. Ayah saya adalah seorang pegawai kecil di perusahaan minyak kopra. Kalau ibu jadi penjahit baju pengantin.

Orangtua sangat selalu menekankan kejujuran kepada saya sedari kecil. Orangtua saya juga memperhatikan pentingnya pendidikan.

Dulu, gaji bapak hanya cukup untuk membeli beras. Sisa kebutuhan dipenuhi ibu yang menerima jahitan. Meski dengan kondisi ekonomi keluarga biasa yang pas-pasan, saya bisa terus melanjutkan pendidikan hingga kuliah.

Untuk mengurangi beban orangtua, saya kuliah sambil bekerja. Kerja jadi klerek, istilah untuk juru ketik pada saat itu. Setelah lulus kuliah, saya melamar pekerjaan di PT Charoen Pokphand Indonesia, perusahaan pakan ternak, day old chicks (DOC), dan makanan olahan di Jakarta. Saya ditempatkan di divisi personalia. Kalau sekarang dikenal human and resources development (HRD).

Selama bekerja di bagian HRD, banyak pelajaran terutama soal kedisiplinan dan etos kerja yang baik. Saya bertanggung jawab mengurus gaji karyawan. Jadi saya harus teliti, sigap dan terukur.

Bisa sampai larut malam kalau pas persiapan pembayaran gaji. Berat memang, godaannya juga karena rawan penyalahgunaan uang.

Namun saya ingat didikan orangtua tentang nilai-nilai kejujuran. Oleh karena itu saya bisa menjalankan pekerjaan itu dengan baik.

Lantaran lama di bagian HRD, akhirnya saya paham juga aspek organisasi dan bisnis. Secara tak sengaja, saya belajar pemasaran, keuangan, dan aspek bisnis. Bagi saya, hal-hal itu berdampak positif terhadap perjalanan karier saya. Mungkin karena itu juga, saya dinilai punya integritas tinggi terhadap perusahaan oleh atasan.

Saya bersyukur banyak menimba ilmu dan pengalaman dari beberapa perusahaan yang berbeda. Posisi yang sempat dipegang, HRD Manager PT Sorini Corporation Tbk dan HRD Manager PT Ecogreen Oleo Chemicals.

Tahun 2008, saya bergabung dengan PT Kageo Igar Jaya Tbk, sebelum berubah nama menjadi PT Champion Pacific Indonesia Tbk. Kalau dihitung, kira-kira sudah 11 tahun bekerja di Champion Pacific. Sejak tahun 2010, saya memegang direktur utama sampai sekarang.

Pada awal masuk ke Champion Pacific, kondisi perusahaan jauh di bawah performa sekarang. Karyawan ada yang kerja seenaknya, tidak disiplin dan tidak jujur. Termasuk sejumlah atasan. Ini tantangan berat yang saya hadapi. Tapi, saya enggak sungkan-sungkan menindak tegas karyawan yang performa buruk.

Tentu saja saya tidak boleh bertindak asal-asalan. Saya pakai data. Rupanya tindakan tegas saya didukung oleh banyak karyawan dan serikat pekerja Champion Pacific. Mereka memang ingin ada pembenahan manajemen.

Tapi konsekuensinya, saya kerap dipindah desk. Saya juga akhirnya dijuluki Rambo karena setiap profit center yang rugi, saya pasti ditaruh di situ untuk membenahi.

Penting untuk dicatat, menjadi pimpinan itu tidak boleh asal petantang-petenteng. Harus ada hasil kerja yang nyata, membangun kepercayaan dari atasan sekaligus menciptakan soliditas di kalangan para pekerja.

Juga dalam seleksi karyawan, misalnya, saya selalu mengedepankan soal integritas. Ya, boleh saja menerima karyawan bodoh, tapi tidak boleh menerima yang enggak jujur. Karyawan bodoh masih bisa diajari dan dipoles, tapi karyawan yang tidak jujur susah untuk diubah.♦

Antonius Muhartoyo
Direktur Utama Champion Pacific Indonesia Tbk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×