kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nilai-nilai kepemimpinan


Selasa, 13 November 2018 / 06:00 WIB
Nilai-nilai kepemimpinan


Reporter: Harian Kontan | Editor: Mesti Sinaga

KONTAN.CO.ID -  Sebelum menjadi pemimpin perusahaan, saya selalu diajarkan ayah saya, Theodore Permadi Rachmat, untuk bisa menjadi sosok yang mandiri, punya etos kerja, dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Hal-hal tersebut yang saya coba pegang teguh, sekaligus sebagai nilai kepemimpinan.

Untuk menjadi orang yang mandiri, ayah menekankan soal etos kerja. Dalam bekerja, etos bekerja bukan melihat seberapa keras kita bekerja, tapi seberapa besar pekerjaan yang diselesaikan melalui proses perencanaan.

Saya menilai, perencanaan merupakan tulang punggung dari sebuah keberhasilan. Pemikiran seseorang yang selangkah lebih maju, pasti berawal dari perencanaan yang matang.

Saya termasuk beruntung, nilai-nilai etos kerja yang dijabarkan ayah, juga saya temukan sewaktu sekolah di Amerika Serikat (AS).

Meski tidak semua nilai di sana cocok diterapkan di sini, nilai positif soal etos kerja dan hidup terencana sudah diaplikasikan banyak orang. Oleh karena itu, selama 15 tahun di sana, nilai ini begitu mudah saya pelajari dan pahami, sekaligus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan, terkait dengan konsep bermanfaat bagi lingkungan sekitar, saya justru terlebih dulu belajar mengenai pengembangan diri dari orang-orang di AS. Pengembangan diri dibutuhkan agar seseorang mengerti bagaimana caranya bekerja dan melakukan hal yang bermanfaat bagi orang lain.

Filosofi kemandirian dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar, etos kerja dan pengembangan diri, saya coba terapkan di PT Triputra Agro Persada. Apa yang saya lihat dari ayah saya selama menjadi bos Astra, serta  pelajaran dari AS, coba saya kombinasikan ketika saya memimpin perusahaan ini.

Awalnya tak mudah menerapkannya di Indonesia. Apalagi di perusahaan perkebunan kelapa sawit yang karakteristik pekerja dan lingkungan pekerjaannya kompleks. Bisnis kelapa sawit adalah bisnis jangka panjang yang membutuhkan waktu dan kesabaran.

Dari sini saya dapat pelajaran tambahan sebagai seorang pemimpin, yakni kesabaran. Kesabaran secara teori memang mudah, tapi secara praktek ini yang rumit.

Perusahaan kelapa sawit seperti TAP pasti harus berhadapan dengan lingkungan masyarakat sekitar yang mayoritas  berkarakter keras. Sulit menghadapi mereka bila komunikasi yang dipilih dilakukan secara terburu-buru atau tidak sabar.

Proses pengembangan diri yang saya pelajari akhirnya  juga membawa saya untuk bisa menjadi pemimpin yang bijak sana. Ini penting agar konsep bermanfaat bagi lingkungan sekitar bisa tercapai.

Selain konsep hasil elaborasi, saya juga menerapkan konsep kepemimpinan Triputra yang sudah diterapkan ayah saya.

Pertama, tujuan. dalam memimpin pastinya harus tahu tujuan yang akan diraih perusahaan. Tujuan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemimpin saja, tapi juga seluruh elemen perusahaan.

Kedua, hasrat atau passion, sebuah nilai penting yang harus dilaksanakan. Hasrat seorang pemimpin terlihat jelas bila dia memang antusias pada tim atau perusahaan yang dipimpinnya. Hasrat seseorang menikmati pekerjaan bisa terbangun dengan sendirinya atau bisa juga ditularkan oleh pemimpinnya.

Ketiga, keteguhan hati. Prinsip ini mungkin bisa diraih dalam waktu yang lama. Hal yang coba saya tanamkan adalah mengesampingkan ego ketika bekerja dalam tim. Ini bentuk awal dari keteguhan hati dalam bekerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×